Inflasi Zimbabwe memang luar biasa. Lihat negara cetak uang sampai 100 triliun selembar, tapi yang parahnya uang segitu banyak, beli roti saja tidak bisa. Inflasi yang meningkat terus tidak terkendali
Mengapa hal itu bisa terjadi? karena uangnya tidak laku! Semua orang di negara itu malah memakai dollar USD.
Inflasi ini terjadi pada tahun 2008, dimana pada bulan Januari inflasi sebesar 100.000 % (seratus ribu persen). Kemudian bulan may mencapai 1 juta persen. dan terakhir di July menjadi 2.500.000% (dua juta lima ratus persen). 7 bulan terjadi negara menjadi kacau!
Pengertian (Hyperinflation) atau inflasi raksasa
Hiperinflasi yaitu inflasi besar-besaran yang terjadi di suatu negera yang mengakibatkan terjadinya kenaikan harga yang drastic dan sangat cepat. Tapi tidak disertai dengan pendapatan atau pemasukan jadi jumlah uang makin banyak dan menyebabkan turunnya nilai mata uang. Biasanya disebabkan karena terjadinya guncangan ekonomi dan politik suatu negara, perang serta terlalu banyak mencetak uang. Hiperinflasi ini juga pernah terjadi dibeberapa negara seperti Jerman, Hungaria, Prancis bahkan Indonesia. Namun di artikel ini kita akan membahas mengenai hiperinflasi zimbabwe yang dianggap miris.
Baca juga: Keuntungan emas di jaman NOW, lindungi harta anda dari inflasi
Sejarah Inflasi Zimbabwe
Sebenarnya Zimbabwe sudah pernah beberapa kali mengalami inflasi yang tinggi sejak tahun 1960an hingga puncak terjadinya hiperinflasi pada tahun 2008, Zimbabwe merupakan urutan kedua negara tertinggi yang mengalami hiperinflasi sepanjang sejarah. Setelah negara Hungaria yang di urutan pertama dengan perkiraan inflasi sebesar 195% per harinya pada tahun 1946. Inflasi yang diperkiraankan hingga 98% per harinya dan akan berlipat ganda setiap harinya hingga mencapai sekitar 175%. Hiperinflasi ini terjadi karena pencetakan uang secara berlebihan sebagai respon terhadap guncangan ekonomi. Dan karena tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran yang mengakibatkan kegiatan ekonomi tidak bisa berjalan normal.
Penyebab terjadinya Inflasi Zimbabwe
Distribusi tanah kembali. Peyebab terjadinya inflasi di Zimbabwe bermula sekitar tahun 1990, Pemerintah Zimbabwe memperkenalkan reformasi pertanahan. Dengan pendistribusian kembali tanah yang dari petani kulit putih ke petani kulit hitam. Tapi karena minimnya pengalaman, para petani tidak bisa mengolah apapun dari tanah tersebut sehingga terjadi penurunan besar terhadap produksi pertanian. Hingga mengakibatkan mahalnya komoditas pangan.
Pemerintah mulai banyak cetak uang dan meningkatkan jumlah uang beredar. Hal ini dilakukan untuk membiayai perang konflik di Kongo serta menggaji para pejabat dan tentara di sana. Akibatnya karena focus mendanai perang, Zimbabwe mengalami krisis ekonomi.
Krisis ekonomi menyebabkan utang pemerintah meningkat. Tapi respon pemerintah Zimbabwe saat itu malah semakin banyak lagi mencetak uang untuk membayar utang yang menyebabkan semakin banyak lagi inflasi. Imbasnya pasokan pangan, sandang dan papan jauh berkurang. Sehingga harganya semakin lebih mahal.
Ekspektasi hiperinflasi. Masyarakat berekspektasi akan terjadi lagi hiperinflasi yang akan berdampak pada tuntutan upah yang lebih tinggi. Alasannya untuk mengantisipasi kenaikan harga di masa depan.
Dampak harga saat Inflasi Zimbabwe
Kenaikan drastic kebutuhan pokok. Semakin lama orang tidak mampu membeli barang kebutuhan pokoknya karena harga kebutuhan pokok harganya lebih cepat naik dan tidak sebanding dengan upah/ gaji yang diterima. Bayangkan saja uang satu miliar dollar sajaga cukup buat beli roti yang harganya menjadi dua miliar dollar.
Bank tutup, tidak terima pinjaman. Semua system kegiatan keuangan kacau dan bank tutup karena tidak bersedia meminjamkan uang. Sehingga para kegiatan bisnis tidak bisa berjalan karena tidak ada dana pinjaman. Akibatnya para pelaku bisnis akan beralih menggunakan mata uang asing seperti dollar AS untuk bisa bertahan dari inflasi.
Kembali ke system barter. Akibat nilai mata uang yang sudah tidak berharga lagi dan turunnya kepercayaan kepada pemerintah. Maka masyarakat Zimbabwe menerapkan cara pembayaran menggunakan system barter yakni membayar barang dalam bentuk barang. Contohnya, saya ingin kangkung dan anda mempunyai kangkung tersebut. Maka saya akan membayar kangkung anda dengan 1 liter beras. Tapi hal ini menjadi sulit kalo kita tidak punya barang untuk ditukar.
Kehilangan aset atau tabungan. Aset yang dimiliki nilainya semakin menurun dan karena mata uang nya sudah tidak berharga lagi, maka uang nya tidak bisa ditukar. Kecuali jika anda menabung atau berinvestasi dengan mata uang asing seperti dollar AS.
Sehingga salah satu solusi pemerintah Zimbabwe yaitu dengan menerapkan kebijakan multi-currency dimana dengan menghentikan pencetakan mata uang Zimbabwe dan membiasakan transaksi/ alat pembayarannya menggunakan mata uang asing seperti dollar AS. Dengan begini lambat laun kondisi perekonomian di negara ini semakin membaik tiap tahunnya.